SAY

SELAMAT DATANG DI PAROKI ST.MARIA IMMACULATA MATARAM, JL. PEJANGGIK NO. 37 MATARAM, LOMBOK, NTB, (0370) 632092
“DIPANGGIL MENJADI PEMIMPIN PASTORAL YANG SOLIDER DALAM KEHIDUPAN BERSAMA DEMI KEUTUHAN CIPTAAN”

Selasa, 29 Desember 2015

Misa I Malam Natal

Misa Malam natal I

Misa malam natal I terbagi menjadi dua bagian yakni liturgi sabda yang diawali dengan maklumat kelahiran Yesus Kristus oleh Bp. F Subarman kemudian pemberkatan patung bayi Yesus dan kandang natal oleh Rm. Eligius, Pr yang sekaligus mempersembahkan misa malam natal. 


Pasutri Rien Asikin petugas pembawa bayi Natal sekaligus doa dan harapan orang tua kepada kanak-kanak Yesus dalam palungan.

Thema natal sebagai pokok natal dalam misa adalah Hidup bersama sebagai keluarga Allah, mengantarkan umat katolik dalam suatu pusaran menjadi anggota keluarga yang saling menata dan membangun hidup bersama sebagai keluarga Allah yang bersuka cita justru dalam kehadiran beragam dan kesederhanaan. 

Hidup bersama sebagai keluarga Allah mengandung pesan utama bahwa kita adalah satu keluarga. Sebagai anggota keluarga, kita masing-masing mempunyai tanggungjawab untuk menjadikan hidup bersama di bumi ini semakin baik; bukan hanya tanggung jawab untuk keselamatan manusia, tetapi juga untuk keutuhan seluruh ciptaan.
Bagaimana mewujudkan tanggungjawab itu dalam perutusan kita sebagai warga negara dan bangsa Indonesia? Pertama-tama, kita umat  Katolik  Indonesia dipanggil untuk berteguh hati melaksanakan tujuan Allah hadir di dunia, yaitu menciptakan keadilan, perdamaian, dan keutuhan ciptaan. Kita bertanggungjawab mewujudkan keluarga Allah yang damai, rukun, adil dan saling menerima dalam keberagaman. Kita perlu membangun kesadaran bersama bahwa setiap makhluk ciptaan Allah memiliki hak-hak dasar yang harus dihormati, hak hidup yang harus dilindungi, dan hak-hak orang perorangan serta bersama yang harus dipenuhi dan diwujudkan.
Demikian pula, kita diingatkan bahwa umat  Katolik  tidak hidup sendiri sebagai komunitas tertutup di dunia ini. Gereja hidup berdampingan dengan komunitas-komunitas lain. Perbedaan pandangan dan cara menjalani kehidupan, seringkali menimbulkan gesekan-gesekan bahkan konflik antar kelompok, golongan, ras/suku dan agama, sehingga hubungan antar umat dan antar warga menjadi kurang harmonis. Tidak sedikit orang menguras habis alam demi meraup keuntungan. Hal itu menyebabkan hubungan manusia dengan sesamanya dan dengan alam terganggu. Menjadi tugas kita bersama untuk memperbaiki relasi yang rusak itu. Kita harus mengupayakan terwujudnya bumi yang satu ini sebagai “rumah kita bersama”.
Sebagai warga bangsa kita juga diingatkan untuk bijaksana dalam menyikapi bentuk-bentuk gangguan sosial yang dapat mengancam persaudaraan, perdamaian, dan keamanan di Negara kita. Berbagai peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini di negeri kita, membangkitkan kesadaran dan niat baik kita untuk bersikap bijaksana. Penutupan dan pengrusakan rumah-rumah ibadah, termasuk yang mengakibatkan korban jiwa masih terjadi akibat perilaku kekerasan sekelompok orang yang bertindak atas nama agama. Di samping itu, kerusakan lingkungan terjadi, termasuk yang mengakibatkan musibah asap di berbagai wilayah Indonesia. Semua itu membuat relasi antar umat manusia dan alam menjadi terganggu, bahkan sudah makin rusak. Kita juga harus menjadi semakin bijaksana memperlakukan alam “Ibu Pertiwi” yang darinya kita semua memperoleh kebutuhan hidup sehari-hari. Kita dipanggil untuk menegaskan kembali ketetapan hati kita untuk melindungi dan mempertahankan keutuhan ciptaan di tengah budaya serakah yang melahirkan kemiskinan, ketidak-adilan, radikalisme dan kerusakan lingkungan. Kita perlu mengembangkan hidup sederhana dan jujur di tengah pengaruh globalisasi keserakahan dan ketidakpedulian ini.  Demikian pesan natal oleh Rm. Eli. 


Para petugas lector merupakan representative dari hasil kompetisi lomba lector dan paduan suara.   Misa dimulai tepat pukul 18.00 wita dan berhakhir pada pukul 19.45 wita.  Umat yang hadir dalam misa sekitar 1200 orang.  Menurut Bp Alves dan Bp Wayan Jono selaku coordinator pengatur dan keamanan umat kursi yang tersedia di aula maupun di tenda-tenda di halaman semuanya terisi penuh, bahkan masih banyak umat yang akhirnya harus berdiri karena tidak kebagian tempat duduk.  
 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar