Jejak keselamatan manusia berada dalam lintasan minggu palma. Peristiwa
masuknya Yesus ke Yerusalem direkam oleh keempat penulis Injil. Masing-masing
menuliskannya di Mat. 21:1-11, Mrk. 11:1-11, Luk. 19:28-44, dan Yoh. 12:12-19.
Di dalam ayat-ayat tersebut, kita bisa melihat kemeriahan warga Yerusalem
menyambut kedatangan Yesus. Mereka menghamparkan pakaiannya di jalan, lalu
memotong ranting-ranting, dan menyebarkannya di jalan. Mereka juga
melambai-lambaikan daun palma sambil berseru, "Hosana bagi Anak Daud!
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Hosana di tempat yang Maha
Tinggi!".
Ada beragam makna yang terkandung di dalam perayaan ini.
Makna pertama yang bisa kita lihat adalah penggunaan daun palem oleh masyarakat
Yerusalem. Daun palem secara umum memiliki simbol kemenangan dan digunakan
untuk menyatakan kemenangan martir atas kematian. Kristus juga kerap
menunjukkan hubungan daun palem sebagai simbol kemenangan atas dosa dan
kematian.
Di samping daun palma, keledai juga turut memiliki makna
yang cukup dalam. Keledai erat dengan simbol perdamaian dan kesederhanaan,
berbeda dengan seekor kuda yang memiliki image perang. Seseorang yang datang
dengan menggunakan keledai, pastilah membawa pesan damai. Berbeda dengan
seseorang yang menunggangi seekor kuda, hampir dipastikan ia ingin menyampaikan
pesan untuk berperang.
Selain itu, kehadiran Yesus dengan menggunakan keledai
juga menjadi sebuah penggenapan nubuat yang dibuat Zakaria. Di Kitab Perjanjian
Lama, Zakaria mengatakan, "Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai Puteri
Sion. Bersorak-soraklah, hai Puteri Yerusalem! Lihat Rajamu datang kepadamu; ia
adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai
beban yang muda."
Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, Perayaan Minggu Palma merupakan awal dari
permenungan kisah sengsara Yesus. Di sini Yesus ingin menegaskan bahwa ia hadir
untuk mendamaikan hubungan manusia dengan Tuhan. Yesus rela menjadi manusia dan
bersedia menanggung beban dosa dunia dengan menjadi domba tebusan yang salah
yang membiarkan dirinya disembelih (bdk. Im 14:25).
Oleh karena itu, mari kita rayakan Hari Minggu Palma
dengan memulai permenungan atas pengorbanan Yesus untuk menghapus dosa-dosa
kita. Ia memasui kota Raja Yerusalem
justru dengan keledai, bila kita tidak bersorak, maka Ia akan menyuruh
batu-batu yang bersorak. Mari kita
masuki kota suci bersama Yesus sang Raja, anak Daud dengan sorak “ Hosana putra
Daud.....”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar