SAY

SELAMAT DATANG DI PAROKI ST.MARIA IMMACULATA MATARAM, JL. PEJANGGIK NO. 37 MATARAM, LOMBOK, NTB, (0370) 632092
“DIPANGGIL MENJADI PEMIMPIN PASTORAL YANG SOLIDER DALAM KEHIDUPAN BERSAMA DEMI KEUTUHAN CIPTAAN”

Selasa, 15 Maret 2016

Permenungan Palma suatu Lembaran kemenangan

Jejak keselamatan manusia berada dalam lintasan minggu palma.  Peristiwa masuknya Yesus ke Yerusalem direkam oleh keempat penulis Injil. Masing-masing menuliskannya di Mat. 21:1-11, Mrk. 11:1-11, Luk. 19:28-44, dan Yoh. 12:12-19. Di dalam ayat-ayat tersebut, kita bisa melihat kemeriahan warga Yerusalem menyambut kedatangan Yesus. Mereka menghamparkan pakaiannya di jalan, lalu memotong ranting-ranting, dan menyebarkannya di jalan. Mereka juga melambai-lambaikan daun palma sambil berseru, "Hosana bagi Anak Daud! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! Hosana di tempat yang Maha Tinggi!".



Ada beragam makna yang terkandung di dalam perayaan ini. Makna pertama yang bisa kita lihat adalah penggunaan daun palem oleh masyarakat Yerusalem. Daun palem secara umum memiliki simbol kemenangan dan digunakan untuk menyatakan kemenangan martir atas kematian. Kristus juga kerap menunjukkan hubungan daun palem sebagai simbol kemenangan atas dosa dan kematian.
Di samping daun palma, keledai juga turut memiliki makna yang cukup dalam. Keledai erat dengan simbol perdamaian dan kesederhanaan, berbeda dengan seekor kuda yang memiliki image perang. Seseorang yang datang dengan menggunakan keledai, pastilah membawa pesan damai. Berbeda dengan seseorang yang menunggangi seekor kuda, hampir dipastikan ia ingin menyampaikan pesan untuk berperang.
Selain itu, kehadiran Yesus dengan menggunakan keledai juga menjadi sebuah penggenapan nubuat yang dibuat Zakaria. Di Kitab Perjanjian Lama, Zakaria mengatakan, "Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai Puteri Sion. Bersorak-soraklah, hai Puteri Yerusalem! Lihat Rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Perayaan Minggu Palma merupakan awal dari permenungan kisah sengsara Yesus. Di sini Yesus ingin menegaskan bahwa ia hadir untuk mendamaikan hubungan manusia dengan Tuhan. Yesus rela menjadi manusia dan bersedia menanggung beban dosa dunia dengan menjadi domba tebusan yang salah yang membiarkan dirinya disembelih (bdk. Im 14:25).

Oleh karena itu, mari kita rayakan Hari Minggu Palma dengan memulai permenungan atas pengorbanan Yesus untuk menghapus dosa-dosa kita.  Ia memasui kota Raja Yerusalem justru dengan keledai, bila kita tidak bersorak, maka Ia akan menyuruh batu-batu yang bersorak.  Mari kita masuki kota suci bersama Yesus sang Raja, anak Daud dengan sorak “ Hosana putra Daud.....”. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar