SAY

SELAMAT DATANG DI PAROKI ST.MARIA IMMACULATA MATARAM, JL. PEJANGGIK NO. 37 MATARAM, LOMBOK, NTB, (0370) 632092
“DIPANGGIL MENJADI PEMIMPIN PASTORAL YANG SOLIDER DALAM KEHIDUPAN BERSAMA DEMI KEUTUHAN CIPTAAN”

Jumat, 03 April 2015

JUMAT AGUNG 2015

JUMAT AGUNG, 
Memperingati wafat Krsitus 
Misa Jumat Agung berlangsung pada pukul 15.00 wita di Gereja St. Maria Immaculata Mataram.  Prosesi diawali dengan perarakan tanpa pujian suasana serasa mengantarkan seseorang ke pemakaman.  Umat katolik tumpah ruah memenuhi gereja.  Dari jumlah kursi yang disiapkan oleh panitia tampak sangat kurang, karena umat pada aula, halaman samping Timur antara aula dan gereja, samping Barat  antara gereja dengan KODIM dan pelataran depan gereja hingga pinggir jalan Pejanggik banyak yang terpaksa berdiri.  Diperkirakan 2000 orang lebih mengikuti misa Jumat Agung.




Petugas lektor, pemazmur ( Carol) menjalankan tugas perutusannya dengan baik.  Lingkungan St. Dominikus Cakra Selatan dengan paduan suara yang mampu menghantarkan suasana agung Jumat, membawa suatu “chemisteri” tersendiri.  Sementara Pasio oleh Trio Yohanes Deddy Daryono dkk, seakan-akan memaparkan kembali suasana 2000 tahun lalu di Israel bahkan lengkap dengan  orang “Yahudi” nya.  
Pesan Jumat Agung yang disampaikan oleh Rm. Elly, Pr, umat katolik seharusnya dapat melihat jauh ke dalam makna Jumat Agung, bukan sekedar berpakaian hitam seperti mengantarkan seseorang ke pemakaman, namun memandang nya sebagai sutu pengorbanan bagi manusia seperti kita.  Kita dapat mencontoh pula jalan salib bersama Bunda Maria, setiap langkah perhentian menjadi jalan salib kita, meneladani Kristus dalam jalan salib Nya.  Berbeda dengan Dewa-dewi dalam mitologi Yunani, dimana Zeus melarang dewa dan dwinya untuk membantu manusia, persitiwa hari ini bukan suatu mitologi, namun suatu realita yang faktual hingga saat ini. 
Salib bukan lagi sebuah palang penghinaan, palang bagi pendosa dan penjahat, namun dari sanalah keselamatan Kristus dicurahkan. 


Misa dilanjutkan dengan doa umat meriah kemudian penghormatan salib Kristus. 





"Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku"(Luk 23:46)

Menjelang wafatNya Yesus menyerahkan nyawaNya kepada Bapa yang mengutusNya. Nyawa adalah yang memberi hidup, yang menggairahkan. Bagi kita semua yang menggairahkan antara lain adalah cita-cita, harapan atau dambaan. Maka marilah kita persembahkan cita-cita, dambaan atau harapan kita kepada Tuhan, sehingga mengusahakan tercapainya cita-cita, dambaan dan harapan dalam dan bersama dengan Tuhan alias melaksanakan aneka tatanan atau tata tertib yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing.

"Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa"(Ibr. 4:14-15). Imam adalah orang yang mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dan sesamanya; ia adalah penyalur doa dan berkat, bagaikan 'leher' dalam tubuh kita: siap menderita bagi sesama, tidak pernah menyakiti yang lain, tidak pernah mengeluh atau menggerutu. Kita semua dipanggil untuk menghayati imamat umum kaum beriman, maka semoga melalui penghayatan panggilan atau pelaksanaan tugas pengutusan kita masing-masing, kita juga dapat menjadi penyalur doa dan berkat.





"Sudah selesai." (Yoh 19:29)

Yesus merasa sudah paripurna melaksanakan tugas pengutusanNya. Dia yang datang atau lahir di dunia ini dalam kegelapan atau penderitaan dan akhirnya akan mengakhiri perjalanan pelaksanaan pengutusan-Nya dalam penderitaan juga. Kita semua dipanggil untuk meneladanNya. Maka baiklah kita dalam menghayati panggilan atau tugas pengutusan hendaknya dengan penuh kesetiaan dan penyerahan diri seutuhnya sampai selesai, sampai mati, sampai lulus dengan baik dan memuaskan. Hari-hari ini kiranya para mahasiswa, pelajar atau murid tingkat atau klas terahhir sedang dan akan menempuh ujian akhir, maka kami berharap kepada mereka: semoga sukses dalam menghadapi ujian. Untuk itu kami berharap ketika akan menghadapi ujian atau tugas berat hendaknya tetap dalam keceriaan dan kerja keras, dalam keceriaan dan kerja kerasa anda pasti akan sukses dalam ujian atau tugas berat.






JALAN SALIB

Jalan salib meriah pagi dipimpim oleh SEKAMI Mataram dengan mengikuti jalan salib dengan Bunda Maria.   Brigita dan Margareta membawakan renungan dengan penuh penghayatan dn mampu menghantar umat merasakan keagungan jalan salib bersama Bunda Maria.  

Petugas Koor oleh SEKAMI yang di dampingi oleh Kak Ina, Kak Bowo, Kak Tres.  Sementara iringan keyboard oleh kak Galang dan gesekan Biola oleh Kak Inu. 





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar