SAY

SELAMAT DATANG DI PAROKI ST.MARIA IMMACULATA MATARAM, JL. PEJANGGIK NO. 37 MATARAM, LOMBOK, NTB, (0370) 632092
“DIPANGGIL MENJADI PEMIMPIN PASTORAL YANG SOLIDER DALAM KEHIDUPAN BERSAMA DEMI KEUTUHAN CIPTAAN”

Rabu, 02 April 2014

Rabu Abu


RABU ABU

Rabu Abu adalah hari pertama Masa Prapaska, yang menandai bahwa kita memasuki masa tobat 40 hari sebelum Paska. Angka “40″ selalu mempunyai makna rohani sebagai lamanya persiapan. Misalnya, Musa berpuasa 40 hari lamanya sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah (lih. Kel 34:28), demikian pula Nabi Elia (lih. 1 raj 19:8). Tuhan Yesus sendiri juga berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun sebelum memulai pewartaan-Nya (lih. Mat 4:2).
Rabu Abu adalah hari pertama Masa Prapaska, yang menandai bahwa kita memasuki masa tobat 40 hari sebelum Paska. Angka “40″ selalu mempunyai makna rohani sebagai lamanya persiapan. Misalnya, Musa berpuasa 40 hari lamanya sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah (lih. Kel 34:28), demikian pula Nabi Elia (lih. 1 raj 19:8). Tuhan Yesus sendiri juga berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun sebelum memulai pewartaan-Nya (lih. Mat 4:2).

Mengapa hari Rabu?

Nah, Gereja Katolik menerapkan puasa ini selama 6 hari dalam seminggu (hari Minggu tidak dihitung, karena hari Minggu dianggap sebagai peringatan Kebangkitan Yesus), maka masa Puasa berlangsung selama 6 minggu ditambah 4 hari, sehingga genap 40 hari. Dengan demikian, hari pertama puasa jatuh pada hari Rabu. (Paskah terjadi hari Minggu, dikurangi 36 hari (6 minggu), lalu dikurangi lagi 4 hari, dihitung mundur, jatuh pada hari Rabu).
Jadi penentuan awal masa Prapaska pada hari Rabu disebabkan karena penghitungan 40 hari sebelum hari Minggu Paska, tanpa menghitung hari Minggu.

Mengapa Rabu “Abu”?

Abu adalah tanda pertobatan. Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan, misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6). Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali menjadi debu. Olah karena itu, pada saat menerima abu di gereja, kita mendengar ucapan dari Romo, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil” atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali menjadi debu” (you are dust, and to dust you shall return).”

Istilah abu/debu ini mengingatkan kita kepada firman Allah kepada Adam di taman Eden: “engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu” [Kejadian 3:19] 
Abu yang digunakan dalam upacara hari Rabu Abu ini dibuat dari hasil pembakaran daun-daun palma yang dipakai pada hari Minggu Palma tahun lalu. Daun-daun palma yang tadinya digunakan untuk mengelu-elukan Yesus yang memasuki Yerusalem sebagai Raja  yang penuh kemenangan telah ditransformir menjadi abu yang merupakan tanda kedinaan, bahkan kematian. Dalam misteri paskah rasa sedih diubah menjadi sukacita, kedinaan diangkat menjadi kemuliaan, dan kematian dikalahkan oleh kehidupan. 

Bagi kita pertobatan merupakan ‘paruhan pertama’ dari misteri Paskah. Setiap kita harus bertanggung-jawab untuk menentukan apakah kebutuhan kita yang paling besar. Masa Prapaskah ini adalah  masa rahmat bagi kita untuk melakukan pemeriksaan atas diri kita sendiri. Di sini kita harus jujur mengenai dosa-dosa serta kelemahan-kelemahan kita, kemudian mengambil keputusan tegas, dengan rahmat Allah, untuk mengatasi dosa-dosa dan kelemahan-kelemahan termaksud. Tentang apa-apa saja yang harus kita lihat dalam pertobatan, maka ritus tobat Misa dapat dijadikan panduan.

Pertama-tama adalah semangat kejujuran di hadapan Allah: kita mengaku bahwa kita telah berdosa.

Kedua, doa tobat ini menyatakan bahwa kita harus mempertimbangkan berbagai dosa dan kesalahan lewat pikiran, perkataan, perbuatan dan kelalaian kita.

Ketiga, doa tobat ini juga seharusnya meningkatkan semangat kita karena menyadari bahwa ada dukungan doa-doa dari Santa Perawan Maria, para malaikat dan para kudus serta orang-orang Kristiani lain yang adalah saudara dan saudari kita. Mengenai pemeriksaan  batin itu sendiri, kita dapat menggunakan banyak cara, antara lain dengan menggunakan ‘Sepuluh Perintah Allah” dan “Lima Perintah Gereja” [Puji Syukur No. 6 dan No.7]; Doa “Jadikanlah Aku Pembawa Damai” [Puji Syukur No. 221] dll. sebagai pegangan. 
 
Kita harus mengawali masa Prapaskah ini dengan harapan yang teguh karena mata kita harus menatap pada Allah yang menciptakan misteri Paskah. Misteri Paskah ini kelihatannya merupakan favorit Allah. Penerapan pertamanya adalah atas bangsa Israel ketika Dia memimpin mereka keluar dari perbudakan di Mesir menuju kebebasan. Allah kemudian menerapkan ide misteri paskah ini pada Yesus sendiri, pada waktu Dia membangkitkan-Nya dari kematian kepada kemuliaan kebangkitan. Ia juga ingin menerapkan ide pada diri kita selama masa Prapaskah dengan mentransformir pertobatan kita ke dalam kepenuhan hidup-Nya dan kasih-Nya. 

Tentunya Allah menyukai masa Prapaskah ini karena dengan masa khusus ini Dia melanjutkan misteri paskah. Allah akan senang kalau mentransformir abu pertobatan masa ini menjadi kemenangan penuh sukacita Minggu Paskah 2014. 

Rabu Abu di tahun-tahun mendatang jatuh pada tanggal-tanggal berikut :
2015 — 18 FEBRUARY
2016 — 10 FEBRUARY
2017 — 1 MARET
2018 — 14 FEBRUARY
2019 — 6 MARET
Selamat menyambut masa Prapaskah yang penuh rahmat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar