SAY

SELAMAT DATANG DI PAROKI ST.MARIA IMMACULATA MATARAM, JL. PEJANGGIK NO. 37 MATARAM, LOMBOK, NTB, (0370) 632092
“DIPANGGIL MENJADI PEMIMPIN PASTORAL YANG SOLIDER DALAM KEHIDUPAN BERSAMA DEMI KEUTUHAN CIPTAAN”

Jumat, 18 April 2014

MISA JUMAT AGUNG

Jumat Agung

Paroki St. MAria Immaculata Mataram
Imam : Rm. Yohanes Kadek Ariyana, Pr, Rm Yulius Agi, OCarm


.
IA DI TIKAM KARENA PEMBERONTAKAN KITA

Misa dimulai pada pukul 15.00 wita dalam suasana hujan rintik-rintik, warna hitam dan ungu menjadi nuansa umat.  perarakan dimulai dari samping gereja, tanpa lagu tanpa sorak-sorai seperti misa yang lain-lain karena liturgi.  Dari sunyi  sepi masuk dalam keheningan "tiarap" dua romo di altar, semua terasa senyap.  


Komentator bp. Rino mengantar umat ke dalam pembacaan firman oleh Lektor Bp. Bambang Robet dari Yesaya 53.  Nubuat Yesaya bagi Hamba Allah yang akan sengsara dan wafat dan menang jaya.  kemudian Ibu Adol membawkan mazmur dengan penuh makna.  Tibalah pada PASIO yang dibawakan oleh Bp. Ari sebagai pembawa cerita, Bp.Yohanes Bali sebagai Yesus dan Bp. Sabinus sebagai Pilatus sementara orang Yahudi oleh Lingkungan St. Yoh. Pembabtis Rembiga yang dipimpin oleh Bp. Ferdinan Subarman, umat semakin masuk dalam liturgi Jumat Agung.   suara riuh rendah saut-menyaut antara pembawa acara dan paduan suara menggambarkan kondisi saat peristiwa penangkapan Yesus, pengadilan kayafas hingga pelataran Pilatus sebagai Gubernur yang akhirnya dengan sangat ketakutan mencuci tangan dari tanggungjawabnya, hingga akhirnya Yesus harus disalibkan di golgota.  

Prosesi penghormatan salib, imam dan ajuda melakukan perarakan salib dimulai dari aulan kemudian ke halaman depan dan kemudian masuk kedalam gereja dan berakhir di altar.  dengan mengalami tiga kali perhentian untuk membuka selubung kain ungu yang menutupi corpus salib.  
Pada prosesi ini telah disiapkan lebih dari 20 buah salib berukuran besar bagi umat dan tersebar di titik-titik sekitar aula, halaman dan dalam gereja, semua berjalan dengan lancar dan aman.  Hal tersebut karena kesigapan tim liturgi Bp. Mikael Numite serta tim tata tertib yang di koordinir oleh Bp. Alves.
Meski cuaca hujan, umat terus membanjiri prosesi Jumat Agung yang mana gereja hanya melangsungkan satu kali misa ini.  Diperkiranya kehadiran umat hampir 1500 orang, karena keterbatasan tempat duduk banyak umat yang harus berdiri dengan berteduh di aula dan tenda.   
Selama misa, umat tertib dan dapat mengikutinya dengan hikmad salah satunya karena tersedianya monitor layar besar di titik-titik strategis.  Hal tersebut berkat kerja keras yang gagas oleh Bp. Albertus, Bp. Bonaventura dan teman-temannya.
  

Kotbah

Kotbah singkat disampaikan oleh Rm. Ariyana, Pr dengan penuh kata-kata reflektif.  Romo Ariyana mengingatkan bahwa semua sengsara bahwakn wafat Tuhan adalah untuk menggantikan kita.  Bila kita merefleksikan peristiwa ini sudah selayaknya dan sepantasnya kita bersyukur Tuhan Yesus sudah mengorbankan diri lewat sengsara dan wafat dengan hina di salib.   





Tidak ada komentar:

Posting Komentar