SAY

SELAMAT DATANG DI PAROKI ST.MARIA IMMACULATA MATARAM, JL. PEJANGGIK NO. 37 MATARAM, LOMBOK, NTB, (0370) 632092
“DIPANGGIL MENJADI PEMIMPIN PASTORAL YANG SOLIDER DALAM KEHIDUPAN BERSAMA DEMI KEUTUHAN CIPTAAN”

Senin, 25 Januari 2016

Siaran TVRI NTB 25 Januari 2016


TAHUN KERAHIMAN ILAHI

Demikian tema siaran TVRI NTB yang dibawakan oleh KOMSOS Paroki Maria Immaculata Mataram dengan Narasumber Rm. Yohanes Kadek Ariana, Pr.  bersama paduan suara Sisilia dibawah koordinator Bp. Petrus Lexy.  

Nara sumber menyampaikan :
Paus Fransiskus secara resmi mengumumkan Yubileum Luar Biasa Kerahiman pada petang hari tanggal 11 April 2015 di Basilika Santo Petrus Roma dengan menerbitkan Bula "Misericordiae vultus".  Di samping untuk menunjukkan durasi, tanggal pembukaan dan penutupan, serta metode-metode pengembangan, Bula Yubileum merupakan dokumen dastariah untuk memahami semangat maklumat, niat, dan buah-buah yang diharapkan oleh Paus. Yubileum dimulai pada tanggal 8 Desember tahun ini dan akan berakhir pada tanggal 20 November 2016


Seperti yang kita tahu bahwa gereja Katolik memiliki kekayaan tradisi dan simbolisme iman yang berlimpah, sebagian diantaranya berakar dari tradisi bangsa Yahudi.  Kata Yubelium bersal dari kata Yobel yang berarti tanduk domba jantan atau sangkakala. Seperti dalam kitab Imamat 25:1-22, disebut tahun Yobel yang berarti tahun pembebasan.

Sejarah gereja Katolik, Yubelium pertama diadakan pada masa pontifikat Paus Bonifasius VIII (1294-1303).  Pada masa itu perang berkecamuk serta wabah penyakit terjadi hampir diseluruh Europa dan korban jiwa berjatuhan serta penderitaan dimana-mana, sehingga umat berbondong-bondong ke Roma berjiarah dan memohon kerahiman Allah dengan silih dan tobat, sehingga Paus menjadikan tahun berikutnya 1300 menjadi Tahun Pengampunan Segala Dosa, inilah awal dari tahun Yubelium dalam gereja Katolik. 
Tahun Yubelium atau tahun kerahiman Ilahi ini dicanangkan oleh Bapa Paus ketika  memasuki Hari Minggu Prapaskah IV, ketika kita berkumpul untuk merayakan liturgi tobat. Kita bersatu dengan begitu banyak orang Kristen, yang ada di setiap bagian dunia, telah menerima undangan untuk menjalani saat ini sebagai sebuah tanda kebaikan Tuhan. Sakramen Rekonsiliasi, pada kenyataannya, memungkinkan kita dengan kepercayaan diri mendekat kepada Bapa, untuk memastikan pengampunan-Nya. Ia benar-benar "kaya dengan kerahiman" dan meluaskan kerahiman-Nya dengan kelimpahan atas mereka yang berpaling kepada-Nya dengan hati yang tulus.

Berada di sini untuk mengalami kasih-Nya, bagaimanapun, terutama adalah buah kasih karunia-Nya. Seperti diingatkan Rasul Paulus kepada kita, Allah tidak pernah berhenti untuk menunjukkan kekayaan kerahiman-Nya sepanjang zaman. Perubahan hati yang menuntun kita untuk mengakui dosa kita adalah "karunia Allah", itu adalah "pekerjaan-Nya" (bdk. Ef 2:8-10).Disentuh dengan kelembutan tangan-Nya dan dibentuk oleh kasih karunia-Nya memungkinkan kita, oleh karena itu, mendekati imam tanpa takut karena dosa-dosa kita, tetapi dengan kepastian sedang disambut olehnya dalam nama Allah, dan memahami sungguh penderitaan kita. Setelah keluar dari ruang pengakuan dosa, kita akan merasakan kekuatan Allah, yang mengembalikan kehidupan dan mengembalikan kegairahan iman.Ini adalah Tahun yang penuh rahmat kerahiman, maka didalam tahun Yubileum Kerahiman ini, rajin-rajinlah mengikuti Perayaan Ekaristi dan hayati sungguh misteri yang terkandung dalam Misa mulai dari awal sampai akhir. Jika belum paham betul tentang Peryaan Ekaristi, kita dapat membaca bacaan-bacaan rohani dari para santo/a juga dokumen-dokumen dan katekismus gereja. Sungguh SIA-SIA kita tidak betul-betul paham akan rahmat Allah yang begitu besar dicurahkan pada waktu perayaan Ekaristi berlangsung. 
Selain mengikuti Perayaan Ekaristi, kita juga harus rajin membersihkan diri kita dari kelemahan dan dosa kita lewat sakramen tobat. Seperti kita yang ke dokter saat sakit atau terluka, demikianlah kita kepada Bapa saat pengakuan dosa. Tahukah bahwa Allah juga mencurahkan rahmat dan kerahimanNya yang begitu besar saat kita mau mengakukan dosa kita di hadapan bapa pengakuan? Dengan mengaku dosa, hubungan kita dengan Allah yang semula rusak karena dosa dipulihkan secara sempurna, dan kita diperbolehkan lagi menatap Allah dan mencicipi kerahimanNya melalui Hosti Kudus.   
Harus disadari bahwa ketika menyambut Hosti Kudus dalam misa HARUS TERBEBAS dari dosa-dosa, terutama dosa berat. Kenapa? Karena seperti yang dikatakan St. Paulus bahwa jika kita menyambut Tubuh dan Darah Kristus dalam kondisi tidak layak/berdosa berat, kita telah berdosa terhadap Tubuh dan Darah Kristus serta mendatangkan hukuman atas kita sendiri (1 Kor 11:27-29).

Maka melalui sakramen tobat, kita mau disadarkan bahwa kita adalah manusia yang rapuh dan lemah. Tanpa kerahiman Allah, kita tidak akan pernah mencapai keselamatan kekal dan tidak akan pernah menikmati buah-buah kerahiman. Dalam sakramen tobat pula, kita mau dilayakkan supaya kita pantas menyambut rahmat-rahmatNya yang berguna bagi kehidupan kita sehari-hari. Maka mulai dari tahun Yubileum ini, rajin-rajinlah mengaku dosa, minimal sebulan sekali.
Setelah diri kita dipenuhi buah-buah kerahiman Allah, jangan lupa untuk membaginya kepada sesama di sekitar kita. Tidak perlu melakukan sesuatu yang besar. Dengan kita membagikan sukacia dan terang Allah pada keluarga, teman-teman, guru atau dosen, rekan kerja, atau siapapun yang berada di dekat kita, kita sudah berperan besar dalam mewartakan rahmat dan kasih Allah. Singkat kata mulai tahun Yubileum ini, kita dipanggil untuk menjadi misionaris kerahiman yang mau bersungguh-sungguh menghidupi kerahiman Allah. Dengan menjadi misionaris kerahimn, kita mau menjadi sukacita bagi mereka yang bersedih, sahabat bagi mereka yang kesepian, cinta dan harapan bagi mereka yang kehilangan semangat hidup, dan berkat bagi mereka yang meratapi nasib. Dengan menjadi misionaris kerahiman, kita mau menjadi 14 karya belas kasih seperti yang dijelaskan pada Katekismus Gereja Katolik, yakni :
7 belas kasih jasmani
1.      Memberi makan orang lapar
2.      Memberi minum orang haus
3.      Memberi perlindungan pada orang asing
4.      Memberi pakaian pada yang telanjang
5.      Melawat orang saki
6.      Mengunjungi orang dipenjara
7.      Menguburkan orang mati

7 belas kasih rohani
1.      Menasehati orang ragu-ragu
2.      Mengajar orang yang belum tahu
3.      Menegur pendosa
4.      Menghibur para penderita
5.      Mengampuni yang menyakiti
6.      Sabar pada orang yang menyusahkan
7.      Berdoa bagi yang hidup dan yang mati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar