TAHUN KERAHIMAN ILAHI
Demikian tema siaran TVRI NTB yang dibawakan oleh KOMSOS Paroki Maria Immaculata Mataram dengan Narasumber Rm. Yohanes Kadek Ariana, Pr. bersama paduan suara Sisilia dibawah koordinator Bp. Petrus Lexy.
Nara sumber menyampaikan :
Paus Fransiskus secara resmi mengumumkan Yubileum Luar Biasa Kerahiman pada petang hari tanggal 11 April 2015 di Basilika Santo Petrus Roma dengan menerbitkan Bula "Misericordiae vultus". Di samping untuk menunjukkan durasi, tanggal pembukaan dan penutupan, serta metode-metode pengembangan, Bula Yubileum merupakan dokumen dastariah untuk memahami semangat maklumat, niat, dan buah-buah yang diharapkan oleh Paus. Yubileum dimulai pada tanggal 8 Desember tahun ini dan akan berakhir pada tanggal 20 November 2016.
Paus Fransiskus secara resmi mengumumkan Yubileum Luar Biasa Kerahiman pada petang hari tanggal 11 April 2015 di Basilika Santo Petrus Roma dengan menerbitkan Bula "Misericordiae vultus". Di samping untuk menunjukkan durasi, tanggal pembukaan dan penutupan, serta metode-metode pengembangan, Bula Yubileum merupakan dokumen dastariah untuk memahami semangat maklumat, niat, dan buah-buah yang diharapkan oleh Paus. Yubileum dimulai pada tanggal 8 Desember tahun ini dan akan berakhir pada tanggal 20 November 2016.
Seperti yang kita tahu bahwa gereja Katolik memiliki
kekayaan tradisi dan simbolisme iman yang berlimpah, sebagian diantaranya
berakar dari tradisi bangsa Yahudi. Kata
Yubelium bersal dari kata Yobel yang berarti tanduk domba jantan atau
sangkakala. Seperti dalam kitab Imamat 25:1-22, disebut tahun Yobel yang berarti
tahun pembebasan.
Sejarah gereja Katolik, Yubelium pertama diadakan pada
masa pontifikat Paus Bonifasius VIII (1294-1303). Pada masa itu perang berkecamuk serta wabah
penyakit terjadi hampir diseluruh Europa dan korban jiwa berjatuhan serta
penderitaan dimana-mana, sehingga umat berbondong-bondong ke Roma berjiarah dan
memohon kerahiman Allah dengan silih dan tobat, sehingga Paus menjadikan tahun
berikutnya 1300 menjadi Tahun
Pengampunan Segala Dosa, inilah awal dari tahun Yubelium dalam gereja
Katolik.
Tahun Yubelium atau tahun kerahiman Ilahi ini
dicanangkan oleh Bapa Paus ketika
memasuki Hari Minggu Prapaskah IV, ketika kita berkumpul untuk merayakan
liturgi tobat. Kita bersatu dengan begitu banyak orang Kristen, yang ada di
setiap bagian dunia, telah menerima undangan untuk menjalani saat ini sebagai
sebuah tanda kebaikan Tuhan. Sakramen Rekonsiliasi, pada kenyataannya,
memungkinkan kita dengan kepercayaan diri mendekat kepada Bapa, untuk
memastikan pengampunan-Nya. Ia benar-benar "kaya dengan kerahiman"
dan meluaskan kerahiman-Nya dengan kelimpahan atas mereka yang berpaling
kepada-Nya dengan hati yang tulus.
Berada di sini untuk mengalami kasih-Nya, bagaimanapun,
terutama adalah buah kasih karunia-Nya. Seperti diingatkan Rasul Paulus kepada
kita, Allah tidak pernah berhenti untuk menunjukkan kekayaan kerahiman-Nya
sepanjang zaman. Perubahan hati yang menuntun kita untuk mengakui dosa kita
adalah "karunia Allah", itu adalah "pekerjaan-Nya" (bdk. Ef
2:8-10).Disentuh dengan kelembutan tangan-Nya dan dibentuk oleh
kasih karunia-Nya memungkinkan kita, oleh karena itu, mendekati imam tanpa
takut karena dosa-dosa kita, tetapi dengan kepastian sedang disambut olehnya
dalam nama Allah, dan memahami sungguh penderitaan kita. Setelah keluar dari
ruang pengakuan dosa, kita akan merasakan kekuatan Allah, yang mengembalikan
kehidupan dan mengembalikan kegairahan iman.Ini adalah Tahun yang penuh
rahmat kerahiman, maka didalam tahun Yubileum Kerahiman ini, rajin-rajinlah
mengikuti Perayaan Ekaristi dan hayati sungguh misteri yang terkandung dalam
Misa mulai dari awal sampai akhir. Jika belum paham betul tentang Peryaan
Ekaristi, kita dapat membaca bacaan-bacaan rohani dari para santo/a juga
dokumen-dokumen dan katekismus gereja. Sungguh SIA-SIA kita tidak betul-betul
paham akan rahmat Allah yang begitu besar dicurahkan pada waktu perayaan
Ekaristi berlangsung.
Selain mengikuti Perayaan
Ekaristi, kita juga harus rajin membersihkan diri kita dari kelemahan dan dosa
kita lewat sakramen tobat. Seperti kita yang ke dokter saat sakit atau terluka,
demikianlah kita kepada Bapa saat pengakuan dosa. Tahukah bahwa Allah juga
mencurahkan rahmat dan kerahimanNya yang begitu besar saat kita mau mengakukan
dosa kita di hadapan bapa pengakuan? Dengan mengaku dosa, hubungan kita dengan
Allah yang semula rusak karena dosa dipulihkan secara sempurna, dan kita
diperbolehkan lagi menatap Allah dan mencicipi kerahimanNya melalui Hosti Kudus.
Harus disadari bahwa ketika
menyambut Hosti Kudus dalam misa HARUS TERBEBAS dari dosa-dosa, terutama dosa
berat. Kenapa? Karena seperti yang dikatakan St. Paulus bahwa jika kita
menyambut Tubuh dan Darah Kristus dalam kondisi tidak layak/berdosa berat, kita
telah berdosa terhadap Tubuh dan Darah Kristus serta mendatangkan hukuman atas
kita sendiri (1 Kor 11:27-29).
Maka melalui sakramen tobat,
kita mau disadarkan bahwa kita adalah manusia yang rapuh dan lemah. Tanpa
kerahiman Allah, kita tidak akan pernah mencapai keselamatan kekal dan tidak
akan pernah menikmati buah-buah kerahiman. Dalam sakramen tobat pula, kita mau
dilayakkan supaya kita pantas menyambut rahmat-rahmatNya yang berguna bagi
kehidupan kita sehari-hari. Maka mulai dari tahun Yubileum ini, rajin-rajinlah
mengaku dosa, minimal sebulan sekali.
Setelah diri kita dipenuhi
buah-buah kerahiman Allah, jangan lupa untuk membaginya kepada sesama di
sekitar kita. Tidak perlu melakukan sesuatu yang besar. Dengan kita membagikan
sukacia dan terang Allah pada keluarga, teman-teman, guru atau dosen, rekan
kerja, atau siapapun yang berada di dekat kita, kita sudah berperan besar dalam
mewartakan rahmat dan kasih Allah. Singkat kata mulai tahun Yubileum ini, kita
dipanggil untuk menjadi misionaris kerahiman yang mau bersungguh-sungguh
menghidupi kerahiman Allah. Dengan menjadi misionaris kerahimn, kita mau
menjadi sukacita bagi mereka yang bersedih, sahabat bagi mereka yang kesepian,
cinta dan harapan bagi mereka yang kehilangan semangat hidup, dan berkat bagi mereka
yang meratapi nasib. Dengan menjadi misionaris kerahiman, kita mau menjadi 14
karya belas kasih seperti yang dijelaskan pada Katekismus Gereja Katolik, yakni :
7 belas kasih jasmani
1. Memberi
makan orang lapar
2. Memberi
minum orang haus
3. Memberi
perlindungan pada orang asing
4. Memberi
pakaian pada yang telanjang
5. Melawat
orang saki
6. Mengunjungi
orang dipenjara
7. Menguburkan
orang mati
7 belas kasih rohani
1. Menasehati
orang ragu-ragu
2. Mengajar
orang yang belum tahu
3. Menegur
pendosa
4. Menghibur
para penderita
5. Mengampuni
yang menyakiti
6. Sabar
pada orang yang menyusahkan
7. Berdoa
bagi yang hidup dan yang mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar