SAY

SELAMAT DATANG DI PAROKI ST.MARIA IMMACULATA MATARAM, JL. PEJANGGIK NO. 37 MATARAM, LOMBOK, NTB, (0370) 632092
“DIPANGGIL MENJADI PEMIMPIN PASTORAL YANG SOLIDER DALAM KEHIDUPAN BERSAMA DEMI KEUTUHAN CIPTAAN”

Minggu, 09 April 2017

MINGGU PALMA 2017, "SANG PEMIMPIN"

Dalam dunia ini kita dapat melihat bahkan merasakan bermacam-macam tipe pemimpin, baik raja maupun kepala pemerintahan.  Bagaimana kebesaran mereka dalam memberikan pengaruhnya bagi dunia.

Raja dengan kebesarannya menampilkan bagaimana mewahnya semua pelayanan yang diterima dari para pelayannya, bahkan memiliki klasifikasi super mewah.  Lihatnya  pakaian dan pengawalan yang ditunjukkan ketika melakukan lawatan atau kunjungan ke suatu tempat, sekurangnya kendaraan yang dipakainya kereta kencana berlapis emas berilian, hotel berkelas super dengan pelayanan dan fasilitas kerajaan, dan seterusnya dan seterusnya...


Pada hari ini kita memperingati hari Minggu Palma, Tuhan Yesus sang raja semesta alam memasuki kota Yerusalem justru dalam nuansa yang sangat bertolak belakang dengan gambaran seorang raja atau presiden. dengan menunggangi seekor keledai muda bukan kereta kencana, atau menikmati pelayanan kemewahan kerajaan, hanya sorak sorai "Hosana anak daud, terpujilah yang datang dalam nama Tuhan"... serta daun-daun dan ranting-ranting yang diletakkan di tanah menjadi permadaninya, bukanlah karpet merah.

Keledai merupakan hewan yang tergolong pasrah, gambaran yang jelas bahwa pemimpin menjadi suatu kekuatan justru dalam melayani, Kini Yesus memasuki Yerusalem di atas keledai, sebagai orang yang tahu mengarahkan tunggangan yang sukar ini. Maka jelas yang hendak dikatakan: ia orang yang penuh kearifan. Ia dapat menyatukan kejayaan dan kelemahlembutan, dua kenampakan yang sulit dibayangkan ada bersama pada diri orang yang sama. Orang-orang menghamparkan pakaian di jalan ketika Yesus lewat. Apa maksud tindakan ini? Pertama-tama, dia yang lewat itu pasti tidak akan menjejak tanah yang kerap dipakai untuk menggambarkan kerapuhan serta kelemahan manusiawi. Yang mendatangi Yerusalem ini raja yang mengatasi kelemahan dengan kebijaksanaan yang lembut tapi berwibawa. Sekaligus tindakan menghamparkan pakaian itu juga menggambarkan kesediaan orang-orang untuk tunduk kepada dia yang sedang mendatangi dengan kebijaksanaannya itu.

Apakah yang mau diajarkan Tuhan pada kita? genderang kasih, ketajaman dan kekuatan pelayanan bukan pada kemampuan kita untuk dilayani melainkan sebaliknya seberapa kita mampu memberikan diri dalam pelayanan.  Penderitaan dan kesengsaraan bukannya menjadi rintangan Tuhan Yesus, Ia tahu bahwa pelayanan selalu memerlukan pengorbanan yang besar bahkan hingga mati sebagai konsekwensinya.   

Yesus tahu bahwa inilah kota yang akan menumpahkan darahNya, Ia tahu inilah kota yang akan membuat Dia disalib dengan hina dalam kesengsaraan yang tak terperi, sementara semua murid lari dalam ketakutan, apakah yang tersisa bagi Dia.... hanya suatu ketaatan kepada Bapa Nya karena cinta yang kuat pada keselamatan manusia.   Ia telah memilih  untuk mati dengan cara yang demikian.  

Yerusalem,...Yerusalem lihatlah raja mu, hosana, terpujilah....bersoaraklah kamu bagi Dia, sebab jika kamu tidak bersorak,... maka batu-batu ini akan bersorak, alam ini akan bersorak bagi Dia yang nama Nya kudus selamat merayakan minggu palma, mari kita memberikan pelayanan yang utuh dan konsekwen seperti Dia yang sudah memenangkan kita semua, masukilah "yerusalem-yerusalem" kita dan jadilah menang dengan pelayanan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar