Bagi Yesus, apa yang
dilakukan-Nya itu justru tanda kebesaran seorang sahabat yang melayani. Yesus
pernah mengatakan kalau ada yang mau menjadi yang terbesar, ia justru melakukan
tindakan pelayanan seorang hamba. Yesus telah memberi teladan yang luar biasa.
Ia yang seharusnya dihormati, justru mau melayani sebagai seorang hamba yang
hina dan rendah.
Kamis Putih di
Gereja Mataram berlangsung khidmat, di awali prosesi dan arak-arakan
memasuki altar yang putih bersih, warna putih sangat dominan
. suasana
perjamuanlah yang sesungguhnya dihadirkan.
Lingkungan
St. Dominikus Cakra Utara memberikan pelayanan dengan paduan suara yang
mendayu-dayu menyirami perjalanan liturgi ke tahta singgasana
perjamuan suci.
Rm.
Elie memberikan pesan perjamuan untuk umat selalu mengambil bagian
mengenang Tuhan dengan perjamuan sebagai sebuah keluarga. Meneladani
Yesus dengan bukan mencari kebesaran diri, lebih jauh Rm. Elie
menyampaikan 15 langkah dalam menjadi pribadi yang baik.
Umat
yang menghadiri misa diperkirakan mencapai 2 juta orang, sehingga
memerlukan terop dengan layar besar untuk membantu visual di luar
gereja.
Pada Kamis malam itu, di
tengah gejolak perasaan-Nya, Yesus justru menunjukkan teladan persahabatan dan
pelayanan. Ia Sang Guru, pemimpin
mereka, yang perlu dihormati dan dikagumi, tidak berucap ribuan kata-kata
tentang bersahabat dan melayani, yang hanya akan masuk telinga kanan keluar
telinga kiri. Tetapi, dengan cara yang amat mengejutkan, Yesus tiba-tiba
mengerjakan tugas seorang hamba, seorang budak, dengan membasuh kaki
murid-murid-Nya.
Bagi Yesus, apa yang
dilakukan-Nya itu justru tanda kebesaran seorang sahabat yang melayani. Yesus
pernah mengatakan kalau ada yang mau menjadi yang terbesar, ia justru melakukan
tindakan pelayanan seorang hamba. Yesus telah memberi teladan yang luar biasa.
Ia yang seharusnya dihormati, justru mau melayani sebagai seorang hamba yang
hina dan rendah.
Kalau hari ini kita
mengikuti apa yang Yesus katakan, untuk melakukan apa yang telah
diteladankan-Nya, itu bukan berarti kita sekedar mengikuti acara pembasuhan
kaki. Tetapi, baiklah kita belajar maksud Yesus melaksanakan pembasuhan kaki
itu. Yaitu belajar merendahkan diri, menjadi sahabat dan hamba, yang siap
merasakan penderitaan, tekanan, makian, penghianatan, penyangkalan para
tuannya, seperti yang dialami Yesus. Marilah
kita melihat peristiwa ini sebagai sebuah ajakan bagi kita untuk saling
merendahkan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar