Pekan Suci
Pekan Suci atau Minggu Suci (juga disebut Minggu Sengsara; bahasa Latin: Hebdomada Sancta, atau juga disebut Hebdomas Maior (Pekan/Minggu Besar);bahasa Yunani: Μεγάλη Εβδομάδα, /Megali Evdomada/ (Pekan/Minggu Besar); bahasa Inggris: Holy Week) dalam agama Kristen adalah satu pekan sejak Minggu Palma hingga Sabtu Suci/Sabtu Sepi/Sabtu Sunyi, yang kemudian diikuti dengan hari Paskah yang selalu jatuh pada hari Minggu. [1] Istilah "Pekan Suci" lebih umum digunakan daripada "Minggu Suci", karena ada kerancuan antara "minggu" sebagai pekan dan "minggu" sebagai hari (sedangkan yang dimaksud di sini adalah "pekan", bukan hari Minggu).
Sejarah
Pekan Suci dalam tahun Kristen adalah
masa satu minggu tepat sebelum hari Paskah. Rujukan tertua terhadap kebiasaan
untuk menandai minggu ini secara keseluruhan dengan perayaan-perayaan khusus
ditemukan dalam Konstitusi Rasuli (ayat
18, 19), yang berasal dari paruhan yang belakangan dari abad ke-3 M.
Dalam teks ini orang-orang Kristen diperintahkan untuk berpantang anggur dan
daging selama hari-hari ini, sementara pada hari Jumat dan Sabtunya mereka
berpuasa penuh. Dionisius Alexandrinus dalam surat kanoniknya (260 M), merujuk
kepada keenam hari puasa itu dan menyiratkan bahwa pada masanya itu masyarakat
telah terbiasa untuk melaksanakannya.

Ada pula teks-teks lain yang merujuk
kepada tradisi-tradisi Gereja Perdana; yang paling penting adalah Ziarah
Etheria (juga dikenal sebagai Ziarah Egeria) yang memberikan
uraian terinci tentang perayaan lengkap Pekan Suci di kalangan gereja perdana.
Pekan
Suci dalam Gereja Ritus Timur
Ritus Bizantium
Di kalangan Gereja Ortodoks Timur dan Gereja-gereja Katolik Yunani, pada Pekan
Suci, ibadat-ibadat Orthros (Matin) untuk setiap hari
diadakan pada malam sebelumnya. Jadi, ibadat Matin hari Senin diselenggarakan
pada malam hari Minggu Palma, dan seterusnya. (Ibadat-ibadat Minggu hingga
Selasa malam seringkali disebut Matin Mempelai Pria, karena tema mereka tentang
Kristus sebagai Sang Pengantin Pria.) Menjelang akhir ibadat Pengantin Pria
pada Selasa malam, Nyanyian Kassiani diyanyikan. Nyanyian ini, (yang ditulis
pada abad ke-9 oleh Kassiani sang biarawati) mengisahkan tentang perempuan yang
membasuh kaki Kristus di rumah Simon si orang Farisi. (Lukas 7:36-50) Banyak
dari nyanyian ini ditulis dari perspektif perempuan yang berdosa.
Komposisi musik Bizantium
mengungkapkan puisi yang sangat kuat sehingga membuat banyak orang berdoa
sambil meneteskan air mata. Nyanyian ini dapat berlangsung hingga 25
menit dan secara liturgis dan musik merupakan titik puncak dari keseluruhan
tahun. Di banyak tempat di Yunani, ibadat Matin Pengantin Pria pada Selasa
Agung populer di kalangan para pekerjaan seksdan mereka
yang terlibat dalam pelacuran, yang pada hari-hari lain mungkin tidak muncul di
gereja. Mereka datang dalam jumlah yang besar untuk mendengarkan Nyanyian
Kassiani, karena nyanyian ini secara tradisional juga dihubungkan dengan perempuan
yang telah melakukan banyak dosa.
Di banyak gereja, khususnya Ortodoks
Yunani, ibadat Perminyakan diselenggarakan pada hari Rabu
malam.
Liturgi Suci Perjamuan Terakhir diselenggarakan pada pagi
hari Kamis Putih. Ibadat Matin hari Jumat Agung, bersama dengan Dua Belas
Pembacaan Injil, diselenggarakan pada malam hari Kamis Putih; Ibadat Vesper
(doa malam) pada Jumat Agung (Vesper Pencabutan Paku Yesus) disselenggarakan
pada pagi atau sore hari pada Jumat Agung. Patung Kristus diturunkan dari
Salib, dan sebuah ikon dengan bordiran yang sangat indah pada sehelai kain yang
disebut "epitafios" yang mewakili Kristus diletakkan di dalam sebuah
"makam" yang dihiasi dengan bunga-bunga. Ibadat Matin Sabtu Sunyi
diselenggarakan pada malam hari Jumat Agung; makam ditaburi dengan
kelopak-kelopak mawar dan air mawar, dan kemudian dibawa pada sebuah prosesi
dengan cahaya lilin, sementara serangkaian nyanyian yang disebut
"Ratapan" dinyanyikan.
Liturgi Suci diselenggarakan pada
Sabtu pagi. Ini adalah ibadat "Proti Anastasi" (Kebangkitan Pertama),
dengan perubahan dari kain-kain yang berwarna gelap dengan kain-kain yang
berwarna terang.
Sabtu tengah malam, ibadat dimulai
dalam suasana gela. Sebatang lilin dinyalakan oleh imam, dari sebuah cahaya
pada altar yang tidak pernah dipadamkan. Cahaya ini menyebar dari orang ke
orang hingga semua orang memegang sebatang lilin yang menyala. Dilanjutkan
dengan Liturgi Suci. Setelah itu biasanya diadakan resepsi atau pesta, yang
kadang-kadang berlangsung hingga fajar. Orang-orang Slavia membawa
keranjang-keranjang Paskah yang berisi telur, daging, mentega dan keju –
makanan yang sepanjang masa Pra-Paskah tidak dihindari oleh umat – untuk
diberkati.
Ibadat Vesper Agape biasanya
diselenggarakan pada Hari Paskah. Pada ibadat ini biasanya Injil dibacakan
dalam sebanyak mungkin Bahasa. Ibadat ini seringkali digabungkan dengan
pencarian telur Paskah dan kegiatan-kegiatan lain untuk anak-anak.
Awal
dari Pekan Suci.
Gereja merayakan masuknya Kristus ke
Yerusalem untuk menggenapi misteri paskahnya, ketika
menurut Kitab-kitab Injil Yesus dengan rendah hati mengendarai seekor keledai masuk
ke Yerusalem. Hal ini mengingatkan akan prosesi kemenangan Daud dan rakyat
meletakkan daun-daun palma di tanah di hadapannya.
Pada hari ini, sebuah prosesi dengan daun-daun
palma (atau ranting-ranting pohon berdaun lainnya, misalnya
daun zaitun) berlangsung di banyak paroki dan ranting-ranting ini diberkati
oleh imam.
Kamis
Putih (Kamis Suci)
Hari
ini memperingati Perjamuan Terakhir Kristus dan ke-12 muridnya dan
pelembagaan Ekaristi.
Pada Kamis Putih, pemimpin perayaan
seringkali merayakan ritus pencucian kaki; di sini kaki umat (pada
umumnya, kaki dari 12 laki-laki) dibasuh.
Pada Kamis Putih di siang harinya,
uskup merayakan Misa Krisma; di sini
mereka memberkati minyak untuk Penguatan, Perminyakan
orang sakit dan para Katekumen.
(Namun Misa Krisma dapat dialihkan ke hari-hari lain pada Pekan Suci.)
Hosti yang tidak dibagikan dalam komuni pada
Kamis Putih disimpan dan dibagikan pada hari Jumat Agung, ketika Misa tidak
dirayakan.
Setelah Misa, Sakramen Suci dibawa
dalam prosesi ke "altar penyimpanan". Kemudian segala perhiasan
disingkirkan dari semua altar, kecuali dari satu altar.
Jumat
Agung
Ruangan Gereja dikosongkan dari
berbagai benda perhiasan, termasuk kain penutup altar dan lilin-lilin, sebagai
tanda penghormatan.
Bejana air suci dikosongkan.
Pada hari ini, jalan Salib seringkali
didoakan di dalam atau di luar gedung Gereja.
Perayaan Liturgi Penderitaan Tuhan
dilakukan di sore hari.
Imam mengenakan jubah merah (atau,
menurut kebiasaan sebelumnya, hitam). Bila seorang Uskup memimpin atau membantu
memimpin ibadat, ia mengenakan sebuah mitra satu lapis.
Liturgi:
Liturgi terdiri atas tiga bagian dalam
Ritus Roma: Liturgi Sabda, Penghormatan kepada Salib dan Perjamuan Kudus.
Selebran menghormat di depan altar (tanpa lagu
pembukaan dan dilanjutkan dengan doa pembuka).
Pembacaan dari Yesaya 53
(tentang Hamba yang Menderita) dan Surat Ibrani.
Kisah Penderitaan dari Injil Yohanes dinyanyikan,
seringkali dengan peran-peran yang dibagi-bagi.
Syafaat Umum atau Doa Umat
Meriah: Ada 10 doa permohonan yang diucapkan oleh Gereja yaitu umat berdoa
untuk Gereja, Sri Paus, orang-orang Yahudi, orang-orang bukan Kristen,
orang-orang yang tidak percaya dan lain-lainnya.
Penghormatan kepada Salib: Sebuah crucifix dengan
khidmat disingkapkan di hadapan umat. Umat menghormatinya dengan berlutut. Pada
bagian ini, dinyanyikanlah "Reproaches".
Komuni: Komuni dari hari sebelumnya
dibagikan kepada umat.
Ritus Penutup: Imam menutup perayaan
ini dengan mengulurkan kedua tangannya ke atas jemaat, tetapi berkat penutup
bukan dengan tanda salib besar. Lalu dilanjutkan dengan perarakan keluar dalam
keheningan, tanpa iringan lagu penutup atau membiarkan tetap dalam suasana
“merenung dan berdoa”, berjaga-jaga lagi hingga Malam Paskah.
Kalaupun digunakan dalam Liturgi,
musik tidak digunakan untuk membuka dan mengakhiri Liturgi; juga tidak ada
prosesi penutup yang resmi.
Di beberapa negara, sebuah monstrance dengan Sakramen Suci ditempatkan
di sebuah Makam Suci dan ditutupi
dengan veil. Beberapa orang memberikan penghormatan dan rasa kagumnya terhadap
monstrance ini dan berjaga di "makam Kristus".
Sabtu
Sunyi/suci
(Juga dikenal sebagai Sabtu Hitam.)
Tabernakel dibiarkan kosong dan
terbuka. Lampu atau lilin biasanya diletakkan di sebelah Tabernakel yang
melambangkan Kehadiran Kristus dipadamkan, dan Ekaristi disimpan
di tempat lain, biasanya di sakristi, dengan lampu atau lilin yang menyala di
depannya.
Malam
Paskah
Berlangsung pada malam hari, pada
malam menjelang Paskah atau pagi-pagi sekali pada Minggu Paskah.
Kitab Injil mengingatkan kita untuk
bersiap-siap dengan pelita kita, berjaga-jaga seperti orang-orang yang
menantikan kedatangan kembali Tuhan sehingga bila Ia datang Ia akan menemukan
kita terjaga dan akan mempersilakan kita duduk di meja-Nya.
Ibadat sepanjang malam diatur dalam
empat bagian:
Sebuah ibadat terang yang singkat;
Liturgi sabda;
Liturgi Ekaristi.
Imam mengenakan jubah putih.
Bagian I: Ibadat terang:
Semua cahaya di gereja dipadamkan.
Api disiapkan di luar gedung Gereja
Salah seorang pelayan membawa Lilin
Paskah.
Imam menyambut umat kemudian
memberkati api.
Setelah doa, lilin Paskah dinyalakan
dari api yang baru.
Prosesi:
Imam mengangkat lilin dan menyanyi:
“Kristus adalah terang kita” atau “Kristus Cahaya Dunia” dan umat menjawab:
“Syukur kepada Allah”.
Semua orang masuk ke dalam Gereja dan
imam mengangkat lilin untuk kedua kalinya dan menyanyi: “Kristus adalah terang
kita” dan umat menjawab: “Syukur kepada Allah”.
Ketika imam tiba di altar ia
mengangkat lilin untuk ketiga kalinya dan menyanyi: “Kristus adalah terang
kita” dan umat menjawab: “Syukur kepada Allah”.
Kemudian semua lampu di dalam Gereja
dinyalakan.
Proklamasi
Paskah (Exsultet)
Bagian II : Liturgi sabda
Sembilan pembacaan, tujuh dari
Perjanjian Lama dan dua dari Perjanjian Baru. (Surat-surat dan Injil)
Setelah Proklamasi Paskah, lilin-lilin
dimenyanyikirkan dan semua orang duduk. Sebelum pembacaan dimulai, imam berbicara
tentang Paskah.
Pembacaan diambil dari:
Kitab Kejadian 22:1-18 Kurban
Abraham
Kitab Keluaran
14:15-15:1 Bangsa Israel keluar dari perbudakan di tanah Mesir.
Kitab Yesaya 54:5-14 Allah
berbicara kepada bangsa Israel yang menderita dan tertindas
Kitab Yesaya 55:1-11 Perjanjian
Allah dengan Israel. (Janji Allah yang indah)
Kitab Barukh 3:9-15,32-4:4 Hikmat
Allah
Kitab Yehezkiel 36:16-28 Janji-janji
Allah kepada Yehezkiel. (semua digenapi dalam Yesus Kristus)
Surat-surat: Surat Paulus kepada
jemaat Kristen di Roma 6:3-11 (Bacaan Epistola)
Pembacaan tentang kematian dan kebangkitan Kristus
Haleluya
Injil
Pembacaan tentang kematian dan kebangkitan Kristus
Haleluya
Injil
Tahun A: Injil menurut karangan Matius
28:1-10 (Kaum perempuan menemukan dan menyaksikan kubur yang kosong) / Tahun B:
Injil menurut karangan Markus 16:1-8 (Kaum perempuan ketakutan karena kubur
yang kosong dan pesan malaikat tentang kebangkitan) / Tahun C: Injil menurut
karangan Lukas 24:1-12 (Kaum perempuan melihat kubur yang kosong dan
diberitahukan oleh malaikat-malaikat tentang Kebangkitan)
Bagian III: Liturgi Baptisan
Sebuah bejana berisi air ditempatkan
di ruang ibadat
Para calon Baptisan (katekumen)
– bila ada – diperkenalkan.
Litani
Litani dinyanyikan. Prosesi dimulai:
Pertama-tama Lilin Paskah, diikuti oleh para kandidat kemudian oleh imam dan
pelayan-pelayan yang lainnya.
Pemberkatan
Air
Imam memberkati air baptisan dan
berdoa. Lilin kemudian dibawa keluar dari air dan umat menyanyikan pujian.
Kemudian upacara baptisan berlangsung (bila katekumen hadir, mereka
dibaptiskan).
Pembaruan Janji Baptisan
Setelah upacara baptisan, semua yang
hadir memperbarui pengakuan iman baptisan mereka.
Imam memercikkan umat dengan air
sementara umat bernyanyi.
Pengakuan iman dihapuskan dan
dilanjutkan dengan Liturgi Ekarisi
Bagian IV: Liturgi Ekaristi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar