Mataram, Kamis putih 2014
Gereja St. Maria Immaculata Mataram
Imam : Rm Yohenes Kadek Ariayana, Pr, Rm. Yulius Agi, Ocarm
Menjadi orang katolik harus bisa seperti serbet!
Misa Kamis putih di paroki St. Maria Immaculata Mataram berlangsung hikmad. Prosesi Kamis putih di awali dengan perarakan samping Gereja oleh Imam yakni Rm. Aryana, Pr dan Rm Agi, Ocarm diikuti oleh para diakon, petugas liturgi dan putra altar.
Nuansa putih sangat terasa pada Kamis putih ini, dimana umat kembali memperingati kisah perjamuan kahir Tuhan yang merupakan hari lahirnya EKARISTI dengan custom putih mewarnai. Pujian-pujian cinta kasih Tuhan dipersembahkan oleh Lingkungan St. Clara dan St. Dominikus Cakranegara. Umat seperti biasanya memenuhi gereja, pelataran halaman gereja yakni di tenda-tenda dan aula geraja, bahkan banyak yang tidak mendapatkan tempat duduk. diperkirakan lebih dari 1000 orang. kondisi ini dimungkinkan mengingat misa dilakukan hanya satu kali.
Pesan Kamis Putih
Menjadi orang katolik harus bisa seperti serbet!

Tri Hari suci itu dimulai pada Jumat Agung sebagai masa sengsara Tuhan, kemudian wafat pada Sabtu suci dan Tuhan bangkit pada Minggu paskah. Apa yang kita rayakan disini (kamis putih) adalah sebuah persiapan iman yakni mengenang, melihat dan belajar bagaimana sang Raja itu merendahkan diri dengan membasuh kaki murid-murid sebagai teladan bagi kita akan cintanya yang besar.
Rm. Agi Ocarm mengambil perumpamaan "serbet". Kain lap yang sering digunakan untuk membersihkan, lap kotoran. Fungsinya kain serbet adalah untuk membersihkan yang kotor. Kain serbet setelah digunakan akan menjadi kotor dan berbau sehingga harus di cuci dan dijemur untuk kemudian digunakan lagi, proses ini terjadi terus menerus. Menjadi orang katolik harus bisa seperti serbet! Mampu membersihkan walau harus sengsara dan menderita karena nya. Hanya dengan sengsara, wafat dan bangkit, kita mampu menjadi pengikut Tuhan, menjadi orang Katolik yang sejati.
Rm. Agi mengakhiri kotbah dengan mengajak umat merefleksikan renungan, " Apakah saya siap sengsara, wafat dan kemudian bangkit bersama Tuhan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar