KONSILI
Sinode berasal dari kata Yunani, συνοδος,
yang berarti sidang atau pertemuan, sinonim dengan kata Latin concilium —
"konsili". Mula-mula sinode digunakan untuk pertemuan para uskup, dan kata ini masih
digunakan dengan makna tersebut di kalangan Kristen Katolik dan Kristen Ortodoks.
Terkadang frasa sinode umum atau konsili
umum merujuk pada sebuah konsili
ekumenis. Kata sinode juga merujuk pada dewan tetap para
uskup tingkat atas yang memimpin sejumlah Gereja Ortodoks Timur Otosefalus. Demikian pula
halnya, urusan harian Gereja-Gereja Katolik Timur yang dipimpin seorang Patriark dan Uskup Agung Mayor diembankan
kepada sebuah sinode tetap
Konsili Gereja Katolik Roma, Konsili Gereja Ortodoks Timur, Sinode,Konsili Vatikan I, Konsili
Vatikan II, Konsili Nicea I, Konsili Ekumenis, Konsili Khalsedon, Sinode
Whitby, Konsili Konstantinopel II, Konsili Konstanz, Konsili Yerusalem, Konsili
Trento, Konsili Efesus, Sinode Dordrecht, Konsili Florence, Latrosinium,
Konsili Orange. Kutipan: 9 dekrit: 3 pernyataan: Konsili Ekumenis Vatikan Kedua
atau Vatikan II (1962-1965), adalah sebuah Konsili Ekumenis ke-21 dari Gereja
Katolik Roma yang dibuka oleh Paus Yohanes XXIII pada 11 Oktober 1962 dan ditutup
oleh Paus Paulus VI pada 8 Desember 1965. Pembukaan Konsili ini dihadiri oleh
hingga 2540 orang uskup Gereja Katolik Roma sedunia (atau juga disebut para
Bapa Konsili), 29 pengamat dari 17 Gereja lain, dan para undangan yang bukan
Katolik.
mau tau sudah berapa kali konsili, buka disini
mau tau sudah berapa kali konsili, buka disini
Selama masa Konsili ini, diadakan empat periode sidang di mana jumlah
Uskup yang hadir lebih banyak dan berasal dari lebih banyak negara daripada
konsili-konsili sebelumnya. Jumlah dokumen yang dihasilkannya pun lebih banyak
dan dampak pengaruhnya atas kehidupan Gereja Katolik lebih besar dari peristiwa
manapun sesudah zaman reformasi pada abad XVI. Selama tahun 1950an, studi
teologi dan biblikal Roma Katolik mulai memasuki pembaharuan sejak setelah
Konsili Vatikan Pertama hingga memasuki abad kedua puluh. Liberalisme ini
muncul dari para teolog seperti Yves Congar, Karl Rahner, dan John Courtney Murray
yang mencari cara untuk mengintegrasikan pengalaman manusia modern dengan dogma
Kristiani, tokoh lainnya adalah Joseph Ratzinger (sekarang Paus Benediktus XVI)
dan Henri de Lubac yang juga menginginkan pengertian yang lebih akurat akan
Injil dan menganggap para Bapa Gereja mula-mula sebagai sumber pembaharuan.
Pada waktu yang sama, para uskup sedunia menghadapi tantangan yang sangat besar
dari perubahan politik, sosial, ekonomi, dan teknik. Beberapa uskup mengusulkan
perubahan dalam struktur dan praktek gerejawi untuk menghadapi
tantangan-tantangan tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar