Rabu Abu yang merupakan awal masa Prapaskah, yaitu dengan
Misa kudus dan penerimaan abu di dahi umat Katolik yang diberikan oleh seorang
Imam atau Pastor. Abu tersebut berasal dari daun Palem yang sudah diberkati dan
digunakan pada Minggu Palma tahun lalu yang dibakar dan abunya dicampur dengan
minyak Zaitun dan diberkati. Dioleskan pada dahi umat Katolik sebagai lambang
dan penyadaran diri bahwa manusia itu lemah tak berdaya, berasal dari debu dan
akan kembali menjadi debu. Imam yang mengoleskannya akan berkata “Bertobatlah
dan percayalah kepada Injil”.
Selain pantang dan puasa dalam hal makanan, umat Katolik
juga diharapkan mau mengorbankan kesenangan-kesenangan pribadi. Seperti
pertanyaan teman saya di atas, apa kesenangan pribadi yang mau saya korbankan
untuk membalas Kasih Tuhan yang begitu besar dimana Ia sudah mengasihi kita
lebih dulu.
Jika anda memiliki kesukaan makan sambal pedas setiap
hari, nah pada masa Prapaskah ini anda tidak makan sambal pedas lagi. Atau jika
anda suka nonton Sinetron dan tahan duduk berjam-jam sampai mengabaikan
pekerjaan rumah dulunya, maka sekarang saatnya anda menggunakan lebih banyak
waktu untuk berdoa dan merenungkan Sabda Tuhan lewat bacaan Kitab Suci. Untuk
bapak-bapak bisa untuk mengurangi rokok atau menghentikannya pada Masa
Prapaskah ini.
Jika kita memang sungguh-sungguh ingin mempersiapkan
hati kita dan membuat masa Prapaskah ini untuk bertumbuh secara rohani, maka
inilah saatnya kita melakukan puasa dan pantang dengan ikhlas hati.
Puasa dan pantang bagi orang Katolik sebenarnya tidak
berat, sehingga tidak ada alasan untuk tidak melakukannya. Bagi orang Katolik,
berpantang dan berpuasa artinya tanda pertobatan, menyangkal diri sendiri serta
menyatukan segenap pengorbanan kita dengan pengorbanan Kristus di Kayu Salib
sebagai silih atas dosa kita serta demi mendoakan keselamatan dunia.
Jadi puasa dan pantang yang kita jalankan tidak pernah
terlepas dari doa. Bahkan di waktu inilah saatnya kita memberikan waktu kita
lebih banyak untuk berdoa dan mendekatkan diri pada Allah Pencipta kita. Dalam
masa prapaskah ini juga pantang dan puasa haruslah diikuti dengan perbuatan
amal kasih bersama umat Gereja yang lain. Sehingga puasa dan pantang bagi kita
akan merupakan latihan rohani yang mendekatkan diri pada Tuhan dan sesama.
Oh ya pantang dan puasa ini bukan dimaksudkan untuk
menjalani diet ataupun supaya ingin kurus dengan menyiksa badan maupun ingin
berhemat.
Masa
puasa selama 40 hari ini juga dimaksudkan untuk mengikuti teladan Yesus yang
berpuasa selama 40 hari 40 malam sebelum memulai tugas karya penyelamatanNya
(Mat 4:1-11; Luk 4:1-13). Yesus berpuasa di padang gurun dan saat itu ia digoda
oleh Iblis. Yesus mengalahkan godaan tersebut dengan bersandar pada Sabda Tuhan
yang tertulis dalam Kitab Suci, maka kitapun diharapkan mengalahkan segala
godaan pada saat kita berpuasa. Berdoa dan merenungkan Sabda Tuhan membuat kita
dapat menghayati makna puasa dan pantang dalam masa Prapaskah tahun ini.
Kita dapat berdoa
untuk siapa saja yang kita kasihi, orang-orang terdekat kita, sanak keluarga
bahkan kita bisa berdoa lebih banyak untuk perdamaian dunia terlebih perdamaian
di Negara kita. Kita dapat merasakan sekarang betapa perdamaian antar anak
bangsa Indonesia pun semakin menjauh. Ada jurang yang begitu dalam antara
sesama penganut agama yang satu dengan agama lainnya.
Untuk
itu kita diharapkan lebih banyak berdoa mohon Tuhan membuka setiap hati bahwa
perbedaan yang ada bukan untuk dipertentangkan melainkan harus membawa kita semua
pada persatuan untuk sama-sama membangun Indonesia tercinta ini.
Rabu
Abu tahun ini kurasakan sangat special karena bertepatan dengan hari Kasih
Sayang.
Semoga
puasa dan pantang yang kita jalani lebih membuat kita mengasihi sesama dan
lebih dekat lagi pada Tuhan. Selamat memasuki masa Prapaskah bagi umat Katolik
dan Salam di Hari Valentine ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar