Misa Rabu 1 Maret 2017 di Paroki Maria Immaculata Mataram berlangsung khidmat, misa pertma berlangsung pada pukul 07.30 pagi yang dipimpin oleh Rm. Eligius dan Rm. Lorensius.
Secara umum Rm. Eli menggarisbawahi mengapa kita harus berabu di kepala serta mengenakan jubah pertobatan dan berpuasa sesuai dengan surat gembala Bp. Uskup Denpasar. misa pagi dipadati oleh umat sdikitnya 800 orang, petugas misa adalah SMAK Kesuma Mataram.
Bacan Injil:
I: Demikianlah Injil Tuhan
U: Terpujilah Kristus.
Renungan:
Saudari dan saudara terkasih. Hari ini kita merayakan Hari Rabu Abu. Hari ini juga merupakan hari pertama kita memulai masa Prapaskah tahun 2017. Bapa Suci Paus Fransiskus menulis pesan Prapaskah kepada kita semua. Saya mengutip satu bagian dari pesannya, yang kiranya dapat menginspirasikan kita semua untuk memulai masa prapaskah ini dengan baik. Bapa Suci mengatakan: “Prapaskah adalah masa penuh rahmat untuk memperbaharui perjumpaan kita dengan Kristus yang hidup dalam Sabda-Nya, dalam sakramen-sakramen dan dalam diri sesama. Tuhan, yang selama 40 hari berpuasa di padang gurun telah mengalahkan tipu muslihat si Pengoda, menunjukkan kepada kita jalan yang harus kita tempuh. Semoga Roh Kudus menuntun kita kepada jalan yang benar menuju pertobatan, untuk menemukan kembali anugerah Sabda Allah, dibersihkan dari dosa yang membutakan dan melayani Kristus yang hadir lewat saudara-saudari yang berkekurangan. Saya mendorong semua umat beriman untuk mengalami pembaharuan spiritual ini dengan berpartisipasi dalam pelbagai aksi Prapaskah yang dilakukan oleh banyak organisasi gerejani di pelbagai belahan bumi untuk mengembangkan budaya perjumpaan dalam satu keluarga umat manusia kita.” Pesan Prapaskah Paus Fransiskus ini memiliki makna yang mendalam bagi kita semua terutama dalam membaharui diri kita di hadirat Tuhan.
Tuhan Yesus lalu memberikan wejangan kepada para murid-Nya dengan mengatakan tiga hal penting yang patut dilakukan sepanjang waktu di dalam Gereja yakni memberi sedekah, berdoa dan berpuasa. Mengapa ketiga hal ini penting untuk kita lakukan sepanjang masa Prapaskah atau masa Retret Agung ini?
Pertama, Memberi sedekah. Memberi sedekah merupakan tindakan konkret yang dapat kita lakukan dalam hidup kita karena kita merasa bahwa sesama adalah bagian dari hidup kita. Kita memiliki sikap empati, berbelas rasa dengan sesama yang sangat membutuhkan. Ini adalah ungkapan kasih kita kepada sesama yang juga menyatu dengan kasih kepada Tuhan. Sikap batin semacam ini tentu berlawanan dengan sikap munafik orang tertentu yang memberi sambil menghitung berapa yang sudah diberikan kepada sesamanya. Kita semua selalu mengalami ujian kemurahan hati.
Kedua, Berdoa. Berdoa merupakan pusat dari karya belas kasih dan puasa. Tuhan Yesus menghendaki agar para murid-Nya dan kita yang membaca Injil saat ini berdoa dengan tulus hati dan penuh iman kepada Tuhan. Kita semua diingatkan tentang berdoa secara pribadi dan komunitas, dengan mana doa itu benar-benar menyatukan kita dengan Tuhan dan sesama. Doa merupakan kesempatan untuk mengangkat hati dan pikiran kita hanya tertuju kepada Tuhan saja.
Ketiga, Berpuasa. Orang-orang Yahudi memiliki kebiasaan untuk berpuasa pada hari Senin dan Kamis dalam pekan. Orang-orang Kristen generasi pertama berpuasa dan pantang pada setiap hari Rabu dan Jumat (Didache 8.1). Yesus menghendaki agar orang jangan bersifat munafik ketika melakukan puasa tertentu. Puasa yang sifatnya batiniah sebab Bapa di surga selalu melihat yang tersembunyi di dalam hati kita dan membalasnya setimpal. Puasa batiniah berarti kita belajar untuk puasa berbuat dosa dan salah, puasa untuk mengulangi dosa dan salah yang sama.
Ketiga hal yang disampaikan Yesus yakni perbuatan kasih dengan memberi sedekah, berdoa dan berpuasa ini akan menjadi sempurna kalau kita semua berpegang teguh pada Sabda Tuhan. Paus Fransiskus menulis dalam pesan prapaskahnya: “Dasar segalanya adalah Sabda Allah, yang dalam masa ini kita semua diundang untuk mendengarkan dan merenungkan secara lebih mendalam.” Semoga dalam masa prapaskah ini kita semakin akrab dan bersahabat dengan Sabda Tuhan, dengan mendengar, membaca, merenungkan dan melakukan sabda di dalam hidup kita.
Dengan melakukan perbuatan amal kasih, berdoa dan berpuasa, kita juga menjalani sebuah ujian tentang kemurahan hati. Apakah kita benar-benar murah hati seperti Bapa di Surga? Apakah dalam masa prapaskah ini kita bermurah hati dalam karya amal kasih kepada sesama, dalam meningkatkan kualitas doa kita sehingga doa benar-benar tulus dan penuh iman dan berpuasa dengan segenap hati dan budi kita? Mari kita tunjukkan dalam hidup kita yang nyata.
Doa: Tuhan Yesus Kristus, kami akan memulai masa prapaskah dengan menerima abu. Kami menyadari bahwa kami berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu. Semoga sebelum kembali menjadi debu, kami dapat melakukan perbuatan amal kasih, berdoa dan berpuasa yang mendekatkan kami dengan Dikau dan sesama kami. Amen.
Luar biasa. Renungan hari pertama (misa Rabu Abu, 1 Maret 2017) dari retret Agung selama 40 hari telah menciptakan suasana yg sangat indah dan mengena. Semoga seluruh umat yg membaca renungan ini dapat meneruskan retret agung ini dgn baik, sampai perayaan paskah nanti. Tuhan memberkati.
BalasHapusSemoga rahmat dan kasih Allah Bapa dalam persekutuan dengan Roh Kudus dan puteraNya Yesus Kristus senantiasa beserta kita sekalian. Sekarang dan selama lamanya.
BalasHapusSemoga rahmat dan kasih Allah Bapa dalam persekutuan dengan Roh Kudus dan puteraNya Yesus Kristus senantiasa beserta kita sekalian. Sekarang dan selama lamanya.
BalasHapus