Hal yang paling menarik dan berkesan dari para rohaniwan adalah inti dari panggilan itu sendiri yakni melayani Tuhan dan sesama. Seperti Tuhan telah menjanjikan, bila kita meninggalkan saudara, orang tua dan keluarga, maka kita akan memperoleh 100 x lipat. itulah yang sudah kami peroleh, yakni kasih cinta dari Tuhan melalui umatnya.
Sementara Rm. Eli dalam kotbahnya menyampaikan bahwa tugas panggilan itu seperti sorang anak yang menjual 5 roti dan 2 ikan, dengan pemberian diri yang utuh anak kecil itu menyerahkan roti dan ikannya kepada Tuhan untuk digunakan sesuai rencana dan kehendak Tuhan. dan lihatlah... roti dan ikan itu menjadi berlimpah-limpah.
Panggilan khusus menjadi suster dan pastor memiliki standarisasi yang khusus pula. sabaiknya sejak masih usia sekolah dasar, sehingga benih padi itu dapat disemaikan di tanah yang subur, di lingkungan yang kondusif dalam iman katolik yang kuat. apabila sudah terlalu besar misal usia tmat smp, bukannya tidak bisa, namun telah begitu banyak nilai-nilai sosial dan pengaruh yang melemahkan panggilan itu sendiri. ibaratnya menebar benih padi di pinggir jalan raya dengan hiruk pikuk yang ramai dan panas dapat memtikan benih padi itu. Panggilan khusus, lebih banyak dipengaruhi oleh orang tua, kecemasan dan kekuatiran orang tua yang juga banyak melemahkan panggilan khusus itu.
Misa aksi panggilan juga diwarnai dengan penampilan model suster dan pastor oleh OMK dengan prediksi kelak mereka tergerak menerima panggilan khusus itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar