foto natal
PESAN NATAL KWI & PGI
“Mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria
dan Yusuf dan bayi itu” (Luk 2:16)
Dalam perayaan Natal tahun ini, kami mengajak seluruh umat Kristiani untuk menyadari kehadiran Allah di dalam keluarga dan bagaimana keluarga berperan penting dalam sejarah keselamatan. Putera Allah menjadi manusia. Dialah Sang Imanuel; Tuhan menyertai kita. Ia hadir di dunia dan terlahir sebagai Yesus dalam keluarga yang dibangun oleh pasangan saleh Maria dan Yusuf.
Dalam perayaan Natal tahun ini, kami mengajak seluruh umat Kristiani untuk menyadari kehadiran Allah di dalam keluarga dan bagaimana keluarga berperan penting dalam sejarah keselamatan. Putera Allah menjadi manusia. Dialah Sang Imanuel; Tuhan menyertai kita. Ia hadir di dunia dan terlahir sebagai Yesus dalam keluarga yang dibangun oleh pasangan saleh Maria dan Yusuf.
Melalui
keluarga kudus tersebut, Allah mengutus Putera Tunggal-Nya ke dalam dunia yang
begitu dikasihiNya. Ia datang semata-mata untuk menyelamatkan manusia dari
kekuasaan dosa. Setiap orang yang percaya kepadaNya tidak akan binasa, tetapi
akan memperoleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16-17).
Natal: Kelahiran Putera Allah dalam Keluarga
Natal
merupakan sukacita bagi keluarga karena Sumber Sukacita memilih hadir di dunia
melalui keluarga. Sang Putera Allah menerima dan menjalani kehidupan seorang
manusia dalam suatu keluarga. Melalui keluarga itu pula, Ia tumbuh dan
berkembang sebagai manusia yang taat pada Allah sampai mati di kayu salib. Di
situlah Allah yang selalu beserta kita turut merasakan kelemahan-kelemahan kita
dan kepahitan akibat dosa walaupun ia tidak berdosa (bdk. Ibr. 4:15).
Keluarga sebagai Tanda Kehadiran Allah
Allah
telah mempersatukan suami-istri dalam ikatan perkawinan untuk membangun
keluarga kudus. Mereka dipanggil untuk menjadi tanda kehadiran Allah bagi satu
sama lain dalam ikatan setia dan bagi anak-anaknya dalam hubungan kasih.
Keluarga mereka pun menjadi tanda kehadiran Allah bagi sesama. Berkat
perkawinan Kristen, Yesus, yang dahulu hadir dalam keluarga Maria dan Yusuf,
kini hadir juga dalam keluarga kita masing-masing. Allah yang bertahta di surga
tetap hadir dalam keluarga dan menyertai para orangtua dan anak-anak sepanjang
hidup.
Dalam
keluarga, sebaiknya Firman Tuhan dibacakan dan doa diajarkan. Sebagai tanggapan
atas Firman-Nya, seluruh anggota keluarga bersama-sama menyampaikan doa kepada
Allah, baik yang berupa pujian, ucapan syukur, tobat, maupun permohonan. Dengan
demikian, keluarga bukan hanya menjadi rumah pendidikan, tetapi juga sekolah
doa dan iman bagi anak-anak.
Dalam
Perjanjian Lama kita melihat bagaimana Allah yang tinggal di surga hadir dalam
dunia manusia. Kita juga mengetahui bahwa lokasi yang dipergunakan untuk
beribadah disebut tempat kudus karena Allah pernah hadir dan menyatakan diri di
tempat itu untuk menjumpai manusia. Karena Sang Imanuel lahir dalam suatu
keluarga, keluarga pun menjadi tempat suci. Di situlah Allah hadir. Keluarga
menjadi ”bait suci”, yaitu tempat pertemuan manusia dengan Allah.
Tantangan Keluarga Masa Kini
Perubahan
cepat dan perkembangan dahsyat dalam berbagai bidang bukan hanya memberi
manfaat, tetapi juga membawa akibat buruk pada kehidupan keluarga. Kita jumpai
banyak masalah keluarga yang masih perlu diselesaikan, seperti kemiskinan,
pendidikan anak, kesehatan, rumah yang layak, kekerasan dalam rumah tangga,
ketagihan pada minuman dan obat-obatan terlarang, serta penggunaan alat
komunikasi yang tidak bijaksana. Apalagi ada produk hukum dan praktek bisnis
yang tidak mendukung kehidupan seperti pengguguran, pelacuran, dan perdagangan
manusia. Permasalahan-permasalahan tersebut mudah menyebabkan konflik dalam
keluarga. Sementara itu, banyak orang cenderung mencari selamat sendiri; makin
mudah menjadi egois dan individualis.
Dalam
keadaan tersebut, keluhuran dan kekudusan keluarga mendapat tantangan serius.
Nilai-nilai luhur yang mengekspresikan hubungan cinta kasih, kesetiaan, dan
tanggung jawab bisa luntur. Saat-saat kudus untuk beribadat dan merenungkan
Sabda Allah mungkin pudar. Kehadiran Allah bisa jadi sulit dirasakan.
Waktu-waktu bersama untuk makan, berbicara, dan berekreasipun menjadi langka.
Pada saat itu, sukacita keluarga yang menjadi dasar bagi perkembangan pribadi,
kehidupan menggereja, dan bermasyarakat tak mudah dialami lagi.
Natal: Undangan Berjumpa dengan Allah dalam Keluarga
Natal
adalah saat yang mengingatkan kita akan kehadiran Allah melalui Yesus dalam
keluarga. Natal adalah kesempatan untuk memahami betapa luhurnya keluarga dan
bernilai- nya hidup sebagai keluarga karena di situlah Tuhan yang dicari dan
dipuji hadir. Keluarga sepatutnya menjadi bait suci di mana kesalahan diampuni
dan luka-luka disembuhkan.
Natal
menyadarkan kita akan kekudusan keluarga. Keluarga sepantasnya menjadi tempat
di mana orang saling menguduskan dengan cara mendekatkan diri pada Tuhan dan
saling mengasihi dengan cara peduli satu sama lain. Para anggotanya hendaknya
saling mengajar dengan cara berbagi pengetahuan dan pengalaman yang
menyelamatkan. Mereka sepatutnya saling menggembalakan dengan memberi teladan
yang baik, benar, dan santun.
Natal
mendorong kita untuk meneruskan sukacita keluarga sebagai rumah bagi setiap
orang yang sehati-sejiwa berjalan menuju Allah, saling berbagi satu sama lain
hingga mereka pun mengalami kesejahteraan lahir dan batin. Natal mengundang
keluarga kita untuk menjadi oase yang menyejukkan, di mana Sang Juru Selamat
lahir. Di situlah sepantasnya para anggota keluarga bertemu dengan Tuhan yang
bersabda: ”Datanglah kepadaKu, kamu yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat 11: 29) Dalam keluarga di mana Yesus
hadir, yang letih disegarkan, yang lemah dikuatkan, yang sedih mendapat
penghiburan, dan yang putus asa diberi harapan.
Kami
bersyukur atas perjuangan banyak orang untuk membangun keluarga Kristiani
sejati, di mana Allah dijumpai. Kami berdoa bagi keluarga yang mengalami
kesulitan supaya diberi kekuatan untuk membuka diri agar Yesus pun lahir dan
hadir dalam keluarga mereka.
Marilah
kita menghadirkan Allah dan menjadikan keluarga kita sebagai tempat layak untuk
kelahiran Sang Juru Selamat. Di situlah keluarga kita menjadi rahmat dan berkat
bagi setiap orang; kabar sukacita bagi dunia.
SELAMAT
NATAL 2014 DAN TAHUN BARU 2015
Jakarta,
…November 2014
Atas
nama Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia,
Pdt.
Dr. Andreas A. Yewangoe
Ketua Umum
Ketua Umum
Pdt.
Gomar Gultom
Sekretaris Umum Konferensi Waligereja Indonesia
Sekretaris Umum Konferensi Waligereja Indonesia
Mgr.
Ignatius Suharyo
K e t u a
K e t u a
Mgr.
Johannes Pujasumarta
Sekretaris Jenderal
Sekretaris Jenderal
Sumber Berita: www.katedraljakarta.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar